Rabu, 15 Mei 2013

Sistem Digital



  
 Makalah Multitester


Di Susun Oleh :
M.Amin (1210000187)
Agustawan (1210000172)
Sri Novita Murni (1210000200)
Yusliani Lubis (1210000205
Hardi Supriyanto (Hardi Supriyanto)
Lukman Syahputra (1210000186)

TI C-PAGI
Sistem Digital


FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
STMIK POTENSI UTAMA
MEDAN

2013




KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrokhim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.

      Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Multitster”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Digital.
      Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
     Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama Diri sendiri , Keluaraga dan Teman-teman semua
     Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
    Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
     Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
           
ALAT UKUR LISTRIK ( MULTITESTER)
A. PENGENALAN ALAT UKUR MULTITESTER
Multitester adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multitester. secara umum, sedangkan pada perkembangannya multitester masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga yang menyebut sebagai VOM (Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amper-meter). Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

1.            Definisi Pengukuran
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.
Awalnya dipakai alat-alat ukur analog dengan penunjukan menggunakan jarum dan membaca dari skala. Kini banyak dipakai alat ukur listrik digital yang praktis dan hasilnya tinggalmembaca pada layar display .
Bahkan dalam satu alat ukur listrik dapat digunakan untuk mengukur beberapa besaran,misalnya tegangan AC dan DC, arus listrik DC dan AC, resistansi kita menyebutnya Multitster Untuk kebutuhan praktis tetap dipakai alat ukur tunggal, misalnya untuk mengukur tegangan saja, atau daya listrik saja. Sampai saat ini alat ukur analog masih tetap digunakan karena handal, ekonomis, dan praktis. Namun alat ukur digital makin luas dipakai, karena harganya makin terjangkau, praktis dalam pemakaian, dan penunjukannya makin akurat dan presisi.Ada beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami, diantaranyaalat ukurakurasipresisikepekaanresolusi, dan kesalahan.
a.       Alat ukur, adalah perangkat untuk menentu kan nilai atau besaran dari kuantitas atauvariabel.
b.      Akurasi, kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang diukur.
c.       Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya. Gambar 8.1 Tampilan multitester digital Gambar 8.2 Multitester listrik analog
d.      Kepekaan, ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau variable yang diukur.
e.       Resolusi, perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
f.        Kesalahan, angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur.

2.            Sistem Satuan
Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu sistemmetrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistemmetrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan lokal menggunakan sistemCGS (centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.
Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur.
1. Standar amper
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1 yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.

3.            Alat Ukur Listrik Analog

Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen, tahanan meter, dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk, skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk pada multimeter tersebut.


Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu
1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5 V dan 0-500V.
2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50 µA dan 0-15 A, pengukuran arus listrik AC 0-15 A.
3. Ohmmeter dengan batas ukur dari 1Ω.-1M Ω


4.            Alat Ukur Digital
Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah, mudah dioperaikan, dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur °C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF (Gambar 8.9).



B.   MANFAAT PENGGUNAAN MULTITESTER.
Multitesteradalah alat ukur yang terdiri dari gabungan beberapa alat ukur yang dijadikan satu. Multimeter standar biasanya terdiri dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohm meter sehingga multitester sering juga disebut dengan AVO meter.
Fungsi/ manfaat Multitester :
1.     Mengukur tegangan DC/ voltmeter
2.     Mengukur tegangan AC/voltmeter
3.     Mengukur kuat arus DC/ampermeter
4.     Mengukur nilai hambatan sebuah resistor/ohm meter
Fungsi tambahan :
5.     Mengecek hubung-singkat / koneksi
6.     Mengecek transistor
7.     Mengecek kapasitor elektrolit
8.     Mengecek dioda
9.     Mengecek induktor
10. Mengukur suhu (type tertentu)

C.   PENGGUNAAN MULTITESTER
Pembacaan hasil ukur multimeter:
o   Pada multimeter digital nilai yang diukur bisa langsung dibaca pada display
o   Pada multimeter analog nilai yang diukur diperoleh dari penunjukan jarum pada papan skala lalu dicocokkan dengan batas ukur.
a.    Membaca skala Ohmmeter :
o   Skala ohmmeter biasanya terletak pada papan skala paling atas,  ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kanan dan disebelahnya ada simbol ohm.
o     Untuk menentukan nilai resistor yang diukur caranya adalah dengan mengalikan angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dikalikan dengan batas ukur.
o    Contoh : misal jarum menunjuk ke angka 5 dan posisi batas ukur pada X100, maka nilai resistor tersebut adalah 5 X100 = 5.000 ohm atau 5Kohm.
o    Pada beberapa multimeter ada yang papan skalanya dibedakan antara skala X1 dan skala X1K.
b.   Membaca Skala Voltmeter-Amperemeter (V-A) :
o   Skala V-A biasanya terletak dibawah skala ohmmeter, ciri-cirinya adalah angka 0 berada disebelah kiri dan disebelahnya ada tanda V-A.
o  Berbeda dengan ohmmeter, skala V-A biasanya ada lebih dari satu, berdasarkan batas ukur yang ada.
o    Contoh: multimeter yang mempunyai batas ukur 0.25, 2.5, 10, 50,  250, dan 1000 maka ada 3 ukuran skala yaitu 10, 50 dan 250.
o   Cara pembacaannya adalah langsung menentukan nilai sesuai dengan  angka yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan memperhatikan  ukuran skala mana yang dipakai.
o   Misal kita menggunakan batas ukur 2.5 maka ukuran skala yang dipakai adalah yang skala 250V lalu angka yang ditunjukkan oleh jarum   penunjuk dibagi dengan 100. angka 100 diperoleh dari 250V dibagi 2.5
o    Contoh : Saat mengukur tegangan batu battery 1.5 V maka batas ukur  kita atur pada posisi 2.5V, jadi yang dipakai deretan skala 250.  Misalnya jarum menunjuk di posisi 150 berarti tagangan battery  adalah 150/100 = 1.5 Volt
c.    Untuk mengukur tagangan AC langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
 1) Pertama-tama harus diingat bahwa apakah yang diukur itu tegangan AC ataUuDC
    2)      Kita ukur tegangan AC.
3)      Harus diingat pula batas ukurnya. Misalnya jaringan listrik PLN 220 Volt.
4)   Saklar Batas Ukur menunjuk AC Volt, ke angka yang lebih tinggi dari batas ukur, misal ke angka 250 Volt.
5)   Tempelkan colok yang satu ke + dn yang lain ke - karena yang akan diukur arus arusnya bolak-balik.
6)   Pada waktu mengukut ini misalnya jarum penunjuk menunjuk angka 220, ini berarti tegangan PLN disitu 220 Volt. Tentu saja skala yang dipakai adalah  yang batas kiri 0 dan batas kanan 250

d.  Cara Mengukur Tegangan DC

Untuk mengukur tegangan DC secara prinsip tak ubahnya dengan AC .Hanya perlu diperhatikan kabel colok alat ukur harus disambung/ditempelkan pada kutub dari sumber tegangan. Langkah-langkah pengukuran, adalah sbb :
  1)     Perlu diperhatikan Batas Ukur, Pencolok merah (+) dan pencolok hitam (-) ,  kutub positip ( + ) dan kutub negati ( - ).
    2)      Arahkan saklar menunjuk ke DC Volt. Pengukuran yang dikerjakan dalam keadaan arus mengalir (pengukuran dinamis), Saklar pada angka 10.a
     3)      Waktu mengadakan pengukuran, colok merah (+) ditempatkan pada (+) dan colok hitam (-) ditempatkan pada (-).
     4)      Yang dibaca adalah skala 0-10. Misalnya menunjuk angka 1,5 , ini artinya tegangan arus = 1,5 Volt. Kalau saklar kita arahkan pada angka 50, maka saklar yang dibaca skala 0 - 50.


         e.   Mengukur Kuat Arus DC

Untuk mengukur kuar arus dalam suatu rangkaian harus dalam keadaan terbuka.Langkah-langkahnya sbb ;
1)     Alat ini hanya dapat digunakan untuk menukur kuat arus DC saja. Kuat arusDC biasanya kecil. Karena itu alat ini hanya mencantumkan angka pengukuran sampai 500 mA.
2)   Mengukur kuat arus DC dilakukan dengan cara sambungan seri dengan alatpemakai, misalnya lampu pijar. Saklar penunjuk diarahkan pada DC mA dengan memperhatikan batas ukur. Dipilih misalnyaangka 25.
3)      Disini kita mengukur dalam keadaan hubungan terbuka. Karena itu putuskan hubungan.
4)     Tempelkan colok merah pada kutub positip (+) dan colokhitam (-) pada kutub negatip (-).
5)      Baca skala, jarum menunjuk pada angka berapa. itulah hasil pengukurannya.

      f.  Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter

Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang palingkanan (V/Ohm). Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt – Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yang tertera pada bagian DC Volt tsb.
Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V
Gunakan skala yang tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misal terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V saja (1digit belakang koma) Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya akan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma)
Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kab el merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dengan Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentokkekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
  
D.   KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
1.     MULTIMETER MANUAL
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.

2.     MULTIMETER DIGITAL
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.

E.  Pengertian Resistor
Pengertian resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm (V = IR). Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol Ω(Omega) merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu digunakan dan paling banyak dalam setiap rangkaian elektronika. Dengan demikian Anda harus mempelajari dan memahami sebaik mungkin tentang resistor. Anda harus mampu mengetahui nilai dari sebuah resistor beserta fungsinya bila ingin membuat sebuah rangkaian elektronika.
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai berikut :
1.  Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu  rangkaian    elektronika.
2.  Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian    elektronika.
3.  Berfungsi untuk membagi tegangan.
4.  Berfungsi untuk    membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor daan kondensator (kapasitor).

F.  Cara Menghitung Resistor Berdasarkan Warna

 

Cara Menghitung Resistor Berdasarkan Warna
Cara Menghitung Resistor Berdasarkan Warna – sobat hitung, kali ini ingin share tentang cara menghitung resistor berdasarkan warna gelang. Kita akan belajar cara menghitung resistor berdasarkan warna gelang . Ada 3 tipe pengkodean warna untuk resistor yaitu resistor 4 gelang warna, 5 gelang warna, dan 6 gelang warna. Resistor 6 warna menghasilakan nilai yang lebih akurat jika dibandingkan dengan resistor 5 dan 4 warna. Resistor merupakan komponen penhambat aliran arus listrik, karenana resistor juga sering dikenal dengna nama hambatan. Dalam sircuit board resistor dilambangkan dengan gambar berikut :
Cara menghitung resistor merujuk pada tabel di bawah ini, baik itu 4, 5, atau 6 warna. Kita hanya perlu mencocokkan warna dari resistor dengan tabel.
TABEL ACUAN MENGHITUNG BESAR RESISTOR
WARNA
ANGKA [1-3]
MULTIPLIER [4]
TOLERANSI [5]
THERMAL COEFICIENT [6]
HITAM
0
1
COKLAT
1
10
1%
100ppm
MERAH
2
100
2%
50ppm
ORANGE
3
1k
15ppm
KUNING
4
10k
25ppm
HIJAU
5
100k
0.5%
BIRU
6
1M
0.25%
UNGU
7
10M
ABU-ABU
8
PUTIH
9
EMAS
5%
SILVER
10%
 Sebelum memahami cara menghitung resistor kita perlu memahami dulu komponen resistor 4 warna, 5 warna, dan 6 warna.
GAMBAR RESISTOR
KETERANGAN

Resistor 4 Warna
Warna (1) dan (2)   = Angka Digit
Warna  (3)             = Multiplier
Warna (4)              = Nilai Toleransi
Resistor 5 Warna
Warna (1) (2) (3)    = Angka Digit
Warna (4)              = Multiplier
Warna (5)              = Nilai Toleransi

Resistor 6 Warna
Warna (1) (2) (3)    = Angka Digit
Warna (4)              = Multiplier
Warna (5)              = Nilai Toleransi
Warna (6)              = Koefisien Suhu


Cara Menghitung Resistor 4 Warna
untuk mengetahui cara menghitung resistor  warna kita langsung pakai contoh saja resistor berikut:
Gelang 1 = Coklat ( 1 )
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 102)
Gelang 4 = emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 102= 1000 Ω = 1 KΩ ± 5 %

Cara Menghitung Resistor 5 Warna
kita pakai contoh resistor dengan warna sebagai berikut
Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning  ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 102)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 Ω = 24 KΩ ± 0,5 %

Cara Menghitung Resistor 6 Warna
anda mempunyai resistor 6 warna misalnya sebagai berikut
Jadi Nilai resistornya
Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning  ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 102)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Gelang 6 = Orange (15ppm/derajat celcius)
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 Ω = 24 KΩ ± 0,5 % 15 ppm/derajat


G.  KESIMPULAN

Alat ukur elektronika adalah suatu alat yang dapat mengetahui besarnya nilai yang 
digunakan dalam sebuah alat ukur elektronika berdasarkan tingkat ketelitian tertentu.
Beberapa contoh alat-alat elektronika adalah sebagai berikut :
• Amperemeter
• Voltmeter
• Ohmmeter
• Multimeter
• Osiloskop
• Kapasitor
Masing-masing dari alat tersebut mempunyai kegunaan / fungsi yang berbeda-beda.
Amperemeter : Untuk mengukur arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC Alat
amper-meter ini mempunyai simbol A m, A-m, atau A•m dalam satuan SI, dan dapat
berupa alat ukur analog.
Voltmeter : untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Ohmmeter : alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus
listrik dalam suat konduktor.
Multimeter : untuk mengukur harga resistensi (tahanan),tegangan AC (Alternating
current),tegangan DC (Direct current), dan arus DC.
Osiloskop : alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Kapasitor : alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.



H. SARAN

Mengukur menggunakan alat ukur elektronik mungkin menjadi sesuatu yang menakutkan
bagi sebagian orang.Hal-hal seperti ini harus dihilangkan karena hal tersebut dapat
menjadi kendala pada saat kita melakukan pengukuran.
Mengukur tidaklah susah jika kita tidak membuatnya susah.Yan harus kita perhatikan
ketika ingin memulai suatu pengukuran adalah bagaimana langkah-langkahnya atau
prosedur pengukuran tersebut.Apabila dalam melakukan suatu pengukuran kita telah
melaksanakannya sesuai prosedur,maka hasilnya pun akan sesuai dengan apa yang kita
harapkan.
Maka dari itu,janganlah pernah takut untuk melakukan sebuah pengukuran
menggunaakan alat ukur elektronik.
Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi suatu referensi untuk kita untuk mulai mencoba
melekukan pengukuran menggunakan alat ukur elektronik.



DAFTAR PUSTAKA